Jenis-jenis Pariwisata
Salam
Pesona Indonesia. Pemerintah kini mengeluarkan jargon khusus untuk mempromosikan industri pariwisata di dalam
negeri yaitu, "Pesona Indonesia". Walaupun begitu jargon "Wonderfull
Indonesia" masih tetap menggema dan memang fokus kepada
promosi luar negeri. Artinya, kini pemerintah semakin serius membidik pangsa
pasar didalam negeri. Melihat bahwa pangsa pasar di dalam negeri semakin tumbuh
kearah yang positif.
Saat ini memang semakin menjamur bisnis yang
bergerak di bidang industri pariwisata. Salah satunya banyak yang menawarkan
paket-paket perjalanan wisata ke tempat-tempat wisata. Banyak jenis-jenis paket
wisata yang bisa kita pilih.
"Artinya,
kini pemerintah semakin serius membidik pangsa pasar didalam negeri. Melihat
bahwa pangsa pasar di dalam negeri semakin tumbuh kearah yang positif"
Menurut Pendit (1994), pariwisata
dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat.
Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wisata Budaya (Cultural Tourism)
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka,
budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan
kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti
eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan
yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
2. Wisata Maritim atau Bahari (Marine
Tourism)
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air,
lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,
menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta
berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau
negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di
Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini,
seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau
Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan
sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.
3. Wisata Cagar Alam (Conservation
Park)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan
oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan
mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah
pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang.
Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam
dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta
pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari
pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan
keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang
dan marga satwa yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di
tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti
Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya
4. Wisata Konvensi (convention
tourism)
Yang dekat dengan wisata jenis
politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa
ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan
ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah,
konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona
(International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine
International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang
Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar
dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila,
atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan
nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat
konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan
dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program atraksi yang
menggiurkan.
5. Wisata Pertanian (Agricultural
Tourism)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah
pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian,
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat
keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya
pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang
dikunjungi.
6. Wisata Buru (Hunt Tourism)
Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh
pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru
ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika
untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah
yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di
Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur
dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.
7. Wisata Ziarah (Religious Tourism)
Jenis wisata ini sedikit banyak
dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau
kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau
rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang
diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh
atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak
dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu,
kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh
berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya
melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke
tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India,
Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau
keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti
Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah,
makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya.
Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu
tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi
menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.
Sesungguhnya daftar jenis–jenis
wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan
situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang
memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya
semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional
yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan
banyak gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup
mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah
pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini,
karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan
hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala
pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu.
Termasuk gagasan–gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru
tentunya
8. Wisata Pendidikan ( Education Tourism)
Wisata pendidikan merupakan program
pariwisata yang dipadukan dengan program pendidikan di dalamnya. Biasanya jenis
wisata ini diselenggarakan oleh sekolah-sekolah guna mendukung pelajaran di
sekolah. Tempat wisata yang dituju pun adalah tempat-tempat yang tentunya
berhubungan dengan pelajaran sekolah dan biasanya siswa yang setelah mengikuti
wisata ini ditugaskan membuat laporan dari hasil yang dipelajarinya selama
berwisata.
9. Ekowisata (Ecotourism)
Adalah
jenis wisata yang dirancang untuk datang ketempat yang alami serta mempelajari
kearifan lokal, konservasi alam setempat, dan mampu memberikan dampak terhadap
perekonomian setempat.
Contohnya:
Wisata ke hutan mangrove di TN. Alas Purwo, Berwisata di kebun teh atau kopi
Malabar Bandung
10. Wisata
Petualangan (Adventure
Tourism)
Adalah
wisata yang dilakukan di alam terbuka untuk melatih ketangkasan jasmani serta
menyegarkan rohani dengan adanya resiko yang tinggi karena menuntut kemampuan
wisatawan dengan dipandu oleh orang yang lebih berpengalaman dibidangnya.
Contohnya:
Terjun Payung , Mendaki gunung , Rafting, dan lain sebagainya.
11. Wisata
Bisnis (Business Tourism)
Adalah
wisata yang dilakukan dalam rangka melakukan studi kelayakan usaha di daerah
atau di negara yang dikunjungi.
Contohnya:
Wisata belanja di pasar tekstil Tanah Abang Jakarta, Kunjungan Bisnis Keluar
negeri.
12. Wisata
MICE (Meeting, Incentive,
Convention, Exhibition)
Adalah
wisata dalam rangka mengikuti kegiatan atau menghadiri suatu acara pertemuan,
perjalanan perusahaan, konvensi, maupun pameran atau sejenisnya yang diselingi
dengan wisata saat waktu senggangnya.
Contohnya:
Mengunjungi event Inacraft JCC Jakarta, Perjalanan outing perusahaan.
13. Wisata
Minat Khusus (Special Interest Tourism)
Adalah
wisata khusus yang sangat memerlukan kemampuan dan keahlian khusus bagi
wisatawan dengan jumlah peserta yang dibatasi hingga harus memiliki sertifikat
khusus dan tempat wisata yang khusus juga.
Contohnya:
Night dive di pulau Halmahera, Paragliding di danau Toba.
14. Wisata Volunteer (Voluntourism)
Adalah
jenis wisata yang terbilang mulai eksis di Indonesia, yaitu wisata yang datang
ke daerah tertentu dengan melakukan kegiatan seperti bakti sosial atau
memberikan keahlian, kemampuan, pengalaman, hingga materi kepada tempat wisata
yang dikunjungi, lalu diselingi dengan kegiatan wisata di daerah tersebut.
Menjadi pengasuh Orang Utan di Kalimantan, konsep one traveller one book,
hingga mengajar anak-anak di pedalaman Kalimantan.
Selaku
para insan yang bergerak di berbagai bidang dalam industri pariwisata sangat
besar harapannya akan adanya peningkatan dalam mengonsumsi jasa pariwisata,
khususnya di dalam negeri.
Dalam
salah satu topik Bonus
Demografi Indonesia yang
pernah diangkat oleh Selasar.com menyatakan bahwa angkatan kerja Indonesia
didominasi oleh umur produktif yaitu antara umur 20-30 tahun. Dimana pada umur
tersebut sedang tumbuh masa-masa semangat muda untuk meng-explore hal baru yang
menantang dan keluar dari rutinitas yang monoton.
Salah
satu kegiatan yang paling utama dicari adalah berwisata. Yup, wisata merupakan suatu kebutuhan
yang wajib pada era saat ini.
Ditambah
lagi bahwa saat ini memasuki era industri rekreasi yang diperkirakan dimulai
pada tahun 2015 – 2100 (Tovler, 2005; dalam buku menjadi pemandu wisata
pemula). Pada tahun sebelumnya Tovler juga menyebutkan bahwa era sebelumnya
adalah era teknologi informasi (tahun 1970 - 2000).
Lalu
dilanjutkan dengan era bioteknologi (sekitar tahun 2100). Artinya masih ada
kesempatan dan peluang yang besar jika bisa memanfaatkan momen ini.
Demikianlah
Artikel tentang jenis-jenis pariwisata yang ada saat ini. Jika anda sedang
merencanakan wisata ada baiknya ketahui terlebih dahulu jenis wisata yang cocok
bagi kebutuhan anda.
Begitu
juga bagi anda yang peka terhadap bisnis perjalanan wisata, ini saatnya
memulai. Ditambah lagi tidak ada salahnya mencoba semua jenis wisata yang ada.
Semua keputusan dikembalikan kepada anda.
Selamat
berwisata :)
#ayojelajahindonesia